Dalam sehari, berapa kali kita menyadari apa yang ada di sekitar rumah: kalender, foto keluarga, berbagai pohon atau letak pisau cukur. Faktanya: kita berinteraksi dengan berbagai hal dan peristiwa tetapi jarang menyadarinya. Dalam buku Mencari Uban (Lestari Kiranatama, 2014), Fr. Irfantinus Tarigan mencoba menganalisis, merenungkan, dan mencuatkan makna dari yang remeh-temeh dan sering terlewatkan itu. Semisal, laku mencari uban, sepintas tiada yang istimewa, tetapi dibalik itu tersembul hasrat tak terungkap: waktu janganlah bergulir, biarlah dia membeku dan biarlah masa tua tak pernah datang. Kita juga bisa bertanya: ‘mengapa cinta muda-remaja disebut cinta monyet?’ Atau, kita mau menertawai polah kita yang diet mati-matian demi tubuh ideal. Tentang ini Penulis berguyon dengan berkata: Biar Mati asal Cantik. Membaca buku ini, kita dilemparkan pada kesadaran: yang remeh-remeh itu bisa memesona, sekaligus bisa amat membosankan karena rutin belaka. Tergantung sejauh mana mau menyempatkan diri untuk kagum pada yang rutin itu. harga; 30.000
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment